Kamis, 25 Februari 2010

Manusia dan Kebudayaan

Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.

Ada unsur-unsur pembentuk manusia :
1. Air
2. Api
3. Tanah
4. Udara

Kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Unsur-unsur Kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
a) alat-alat teknologi
b) sistem ekonomi
c) keluarga
d) kekuasaan politik
2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
a. sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
b. organisasi ekonomi
c. alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
d. organisasi kekuatan (politik)
Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:
1. Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
2. Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.


HAKEKAT MANUSIA

Pada dasarnya Hakekat manusia itu didefinisikan sebagai perbedaan antara makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya..
Hakekat manusia adalah sebagai berikut :
a) Makhluk yang memiliki tenga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b) Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
c) yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
d) Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
e) Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati
f) Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
g) Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
h) Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.

Dalam rangka mengetahui hakekat manusia sebagai Subyek dan Obyek pendidikan, ada beberapa pandangan tentang hakekat manusia yang akan disebutkan sebagai berikut :
I. Pandangan Psikoanalitik
Kaum psikoanalitik tradisional menganggap bahwa manusia pada dasarnya digerakkan oleh dorongan-dorongan dai dalam dirinya yang bersifat instinktif. Dalam hal ini individu tidak memegang kendali atas “ nasibnya “ sendiri, tetapi tingkah lakunya itu semata-mata diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan instink biologisnya. Freud mengemukakan bahwa struktur kepribadian individu terdiri dari tiga komponen yaitu :
a. id : instink manusia yang mendasari perkembangan individu. Diantaranya instink yang paling penting adalah instink seksual dan instink agresi. Selain itu id juga berfungsi sebagai pandorong individu untuk memuaskan kebutuhan dirinya setiap saat dan sepanjang hidupnya.
b. ego : fungsi kepribadian yang menjembatani id dan dunia luar individu. Selain itu ego juga berfungsi sebagai dasar prinsip realitas, mengatur gerak-gerik id agar dalam memuaskan instinknya selalu memperhatikan lingkungan.
c. super ego : mengawasi agar tingkah laku individu sesuai dengan aturan, nilai, moral, adatdan tradisi yang telah meresap pada diri individu itu. Selain itu super ego merupakan fungsi control dari dalam individu itu.

II. Pandangan Humanistik
Pandangan humanistik menolak pandangan Freud bahwa manusia pada dasarnya tidak rasional. Sebaliknya dengan Rogers yang menokohi pandangan humanistic bahwa manusia itu memiliki dorongan untuk mengarahkan dirinya ketujuan yang positif, manusia itu rasional, tersosialisasikan dan untuk berbagai hal dapat menentukan “ nasibnya “ sendiri. Ini berarti bahwa manusia dapat mengarahkan, mengatur, dan mengontrol dirinya sendiri.
III. Pandangan Behavioristik
Kaum behavioristik pada dasarnya menganggap bahwa manusia sepenuhnya adalah makhluk reaktif yang tingkah lakunya di control oleh factor-faktor yang datang dari luar. Lingkunga dalah penentu tunggal dari tingkah laku manusia.
Pandangan behavioristik ini sering dikritik sebagai pandangan yang merendahkan derajat manusia (dehumanisasi ) karena pandangan ini mengingkari adanya cirri-ciri yang amat penting yang ada pada manusia dan tidak ada pada binatang, seperti kemampuan memilih, menetapkan tujuan dan mencipta. Tetapi dalam hal ini Skinner ( 1976 ) menanggapi kritikan tersebut bahwa kemampuan-kemampuan itu sebenarnya terwujud sebagai tingkah laku juga yang berkembangnya tidak berbeda dari tingkah laku-tingkah laku lainnya.

Setelah mengetahui beberapa pandangan tentang manusia tersebut dapat ditarik kesimpulan atau pengertian pokok sebagai berikut :
a. Manusia pada dasarnya memiliki “ tenaga dalam “ yang menggerakan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b. Dalam diri manusia ( individu ) ada fungsi yang bersifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan social individu.
c. Manusia mampu mengerahkan dirinya ke tujuan yang positif, mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan “ nasibnya “ sendiri.
d. Manusia pada hakekatnya dalam proses “ menjadi “ berkembang terus tidak pernah selesai.
e. Dalam hidupnya individu melibatkan diriya dalam usaha untuk mewjudkan dirinya sendiri, membantuorang lain, dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.
f. Manusi merupakan suatu keberadaan berpotensi yang perwujudannya merupakan ketakterdugaan.
g. Lingkungan adalah penentu tingkah laku manusia dan tingkah laku ini merupakan kemampuan yang dipelajari.



Unsur – unsur yang membangun Manusia

Ada banyak sekali unsur-unsur yang membangun manusia, namun dari sekian banyak unsur-unsur itu, di sederhanakan menjadi 2 klasifikasi. yaitu unsur jasmani dan unsur rohani.
a. unsur jasmani adalah semua hal yang berhubungan dengan kebutuhan fisik manusia, seperti makan, minum, dan lain-lain. yang jika tidak di penuhi maka akan berakibat buruk bagi manusia itu.
b. unsur rohani adalah semua hal yang berhubungan dengan kebutuhan rohani, atau hati manusia. seperti agama atau keyakinan, ketenangan hati, rasa aman, rasa bahagia dan lain-lain.

Jadi manusia itu tidak bisa hidup tanpa ada kedua unsur tersebut, dan juga tidak bisa mengabaikan salah satu dari unsur tersebut.



HUBUNGAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat, sebagaimana yang diungkapkan oleh Dick Hartoko bahwa manusia menjadi manusia merupakan kebudayaan.
Hampir semua tindakan manusia itu merupakan kebudayaan. Hanya tindakan yang sifatnya naluriah saja yang bukan merupakan kebudayaan, tetapi tindakan demikian prosentasenya sangat kecil. Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara belajar. Terdapat beberapa proses belajar kebudayaan yaitu proses internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi.
Selanjutnya hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga dapat dilihat dari kedudukan manusia tersebut terhadap kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai
1) penganut kebudayaan,
2) pembawa kebudayaan,
3) manipulator kebudayaan, dan
4) pencipta kebudayaan.

Pembentukan kebudayaan dikarenakan manusia dihadapkan pada persoalan yang meminta pemecahan dan penyelesaian. Dalam rangka survive maka manusia harus mampu memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya sehingga manusia melakukan berbagai cara.

Hal yang dilakukan oleh manusia inilah kebudayaan. Kebudayaan yang digunakan manusia dalam menyelesaikan masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of life, yang digunakan individu sebagai pedoman dalam bertingkah laku.