Jumat, 30 Maret 2012

PENULISAN ILMIAH DALAM PERGURUAN TINGGI

KARYA TULIS
“ Proses Perubahan Tenaga Potensial dari Uap menjadi Tenaga Listrik di Dalam Sistem PLTU “

A.Latar Belakang

Kami memilih bidang ketenaga-listrikan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran, khususnya kami sendiri sebagai peneliti dan umumnya kepada teman-teman kami siswa-siswi SMA Islam PB Soedirman. Bidang yang kami pilih untuk diteliti adalah bagaimana proses perubahan tenaga uap menjadi tenaga listrik.
Ketenaga-listrikan di Indonesia merupakan suatu objek vital nasional yang harus dijaga dan dipahami oleh setiap masyarakat. Salah satu wujud dari kepedulian untuk memahami ketenaga-listrikan adalah dengan mengetahui betapa rumitnya proses suatu tenaga uap untuk di ubah menjadi tenaga listrik. Dengan begitu kita harus menimbulkan rasa kepedulian kita untuk menjaga dan emmanfaatkan energi sebaik-baiknya dan se-efisien mungkin. Contohnya dengan cara menghemat listrik dll.

B.Perumusan Masalah

Perumusan masalah karya tulis yang kami beri judul “Proses Perubahan Tenaga Potensial dari Uap menjadi Tenaga Listrik di Dalam Sistem PLTU” adalah :
1.Bagaimana proses mengubah tenaga potensial dari uap bertekanan tinggi menjadi tenaga listrik di dalam system PLTU ?
2.Alat apa saja yang digunakan dalam proses perubahan tenaga potensial dari uap menjadi tenaga listrik ?
3.Apa fungsi dari masing-masinh alat tersebut ?
4.Bagaimana caranya mengubah air menjadi uap yang bertekanan tinggi yang merupakan tenaga penggerak turbin uap ?

C.Tujuan Penulisan

Tujuan penyusunan karya tulis yang berjudul “Proses Perubahan Tenaga Potensial dari Uap menjadi Tenaga Listrik di Dalam Sistem PLTU” adalah :
1.Sebagai syarat untuk mengikuti UAS dan UN di SMA Islam PB Soedirman.
2.Memberikan informasi kepada pembaca mengenai Proses Perubahan Tenaga Potensial dari Uap menjadi Tenaga Listrik di Dalam Sistem PLTU.
3.Menambah wawasan pembac mengenai betpa kompleksnya peralatan-peralatan yang digunakan dalam system PLTU.

D.Metode Penulisan

Metode karya tulis yang berjudul “Proses Perubahan Tenaga Potensial dari Uap menjadi Tenaga Listrik di Dalam Sistem PLTU” adalah :
1.Studi Lapangan
Metode studi lapangan, yaitu kami mendatangi langsung tempat-tempat yang menjadi bahan pembahasan karya tulis ini, mulai dari melihat langsung objek yang kami teliti ( PLTU Muara Karang – PT. PJB UP Muara Karang, Pluit-Jakarta Utara ) sampai mencari bahan yang mendukung karya tulis kami.
2.Studi Pustaka
Metode studi pustaka, yaitu kami mengumpulkan data dari berbagai sumber seperti mendatangi langsung sumber informasi, internet, brosur dan buku-buku serta limbah di PLTU Muara Karang sebagai sumber pembuatan karya tulis ini.

E.Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dari karya tulis kami yang berjudul “Proses Perubahan Tenaga Potensial dari Uap menjadi Tenaga Listrik di Dalam Sistem PLTU” terdiri dari Tiga ( 3 ) BAB yaitu :
1.BAB I Pendahuluan yang berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
2.BAB II Pembahasan yang merupakan isi dari proses perubahan tenaga potensial dari uap menjadi tenaga listrik di dalam sistem PLTU tersebut.
3.BAB III Penutup yang merupakan kesimpulan dari pembahasan karya tulis ini.

A.Pengertian Karya Tulis

Karya tulis adalah karangan yang mengetengahkan hasil pikiran, hasil pengamatan, tinjauan dalam bidang tertentu. yang disusun secara sistematis. Karya tulis juga dapat dikatakan tulisan yang membahas masalah tertentu berdasarkan pengamatan, secara sistematis dan terarah.
Karya tulis memiliki ciri tertentu yaitu logis , sistematis, dan obyektif. Karya tulis dikatakan logis apabila data, argumen, penjelasan yang dikemukakan diterima oleh akal. Sistematis, setiap permasalahan yang diuraikan disusun secara teratur, runtut, dan tidak tumpang tindih. Obyektif adalah alasan, keterangan , penjelasan dan uraian-uraian yang dikemukakan sesuai apa adanya .

B.Langkah-langkah dan format membuat Karya Tulis
Pendahuluan
- Latar belakang masalah
- Batasan masalah
- Tujuan masalah
- Metode masalah
- Sistematika penulisan





( RIWAYAT HIDUP )
C.V.

DATA RIWAYAT DIRI
Nama Lengkap : Indah Prihartati
Nama Panggilan : Indah
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 11 April 1991
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Anak ke : 1
Status dalam keluarga : Anak Kandung
Alamat : Jl. Dana Karya RT.004 RW. 08
Kelurahan Gedong , Kecamatan Pasar Rebo
Jakarta-Timur 13760
Golongan Darah : B

DATA RIWAYAT SEKOLAH
Asak TK : Tat Twam Asi
Alamat sekolah : Komplek Depsos Pasar Rebo
Jakarta-Timur
Asal SD : SD Kartika XI-I
Alamat sekolah : Jl. Anyelir, Cijantung II
Pasar Rebo Jakarta-Timur
Asal SMP : SMP Islam PB Soedirman
Alamat sekolah : Jl. Raya Bogor KM.24 Jakarta-Timur
Surat Tanda Lulus ( STL ) SMP/MTs.
a. Tahun : 2006
b. Nomor : DN01 DI 0044006
Asal SMA : SMA Islam PB Soedirman
Alamat sekolah : Jl. Raya Bogor KM.24 Jakarta-Timur
Surat Tanda Lulus ( STL ) SMA/MTs.
a. Tahun : 2009
b. Nomor : DN01 MA 0016314

DATA RIWAYAT ORANG TUA
Nama Ayah : Agus Kurniadi
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 26 Maret 1961
Pendidikan Terakhir : SMEA
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Nama Ibu : Tetty Omsyah
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 06 Agustus 1964
Pendidikan Terakhir : SMEA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat Orang Tua : Jl. Dana Karya RT.004 RW. 08
Kelurahan Gedong , Kecamatan Pasar Rebo
Jakarta-Timur 13760

Rabu, 14 Maret 2012

PENALARAN, INDUKTIF & DEDUKTIF



A.PENALARAN

Penalaran merupakan proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk akan proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dapat juga di artikan sebagai proses berpikir manusia untuk menghubungkan hubungan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu kesimpulan disebut penalaran. Dalam karangan penalaran berarti penggunaan pikiran untuk suatu kesimpulan yang dituangkan dalam bentuk tertulis. Dengan penalaran yang tepat, hal-hal yang akan dituangkan dalam karangan menjadi kuat. Penyajian materi karangan akan sesuai dengan jalan pikiran yang tepat. Oleh karena itu, setiap pengungkapan harus dipertimbangkan terlebih dahulu agar hal-hal yang tidak tepat tidak masuk dalam karangan.
Penalaran yang baik berarti ketepatan pengorganisasian dan penyajian semua gagasan. Segala pernyataan benar-benar kuat dan dapat dipertanggung jawabkan, tanpaa meragukan pembaca. Alasan-alasan yang dikemukakan merupakan hal yang dapat diterima.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi. Penalaran tersebut dapat dikarenakan adanya sebab akibat yang terjadi di lingkungan sekitar

•KONSEP DAN SIMBOL DARI PENALARAN

Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan berupa sebuah argumen.
Kesimpulannya dari pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.

•SYARAT-SYARAT KEBENARAN DALAM SEBUAH PENALARAN

Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
•Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
•Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.

•CONTOH PENALARAN

Dimana hati nurani kita bicara. Jika ada seorang nenek-nenek tua yang sedang mengalami kesulitan maka kita rasa peduli kita akan tumbuh dan penalaran kita akan berjalan bahwa kita harus menolong nenek-nenek tua tersebut.

Referensi :
•http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
•http://kelasmayaku.wordpress.com/2010/09/22/penalaran-induksi/

B.METODE PENALARAN INDUKTIF

a.Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum.

b.Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.

c.Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.

 CONTOH PENALARAN INDUKTIF

Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.

•Jika dipanaskan, besi memuai.
•Jika dipanaskan, emas memuai.
•Jika dipanaskan, platina memuai.
•Jika dipanaskan, logam memuai.
•Jika ada udara, hewan akan hidup.
•Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
•Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.

Referensi :
•http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
•http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/wacana/173.html?task=view

C.METODE PENALARAN DEDUKTIF

Deduksi ialah proses pemikiran yang berpijak pada pengetahuan yang lebih umum untuk menyimpulkan pengetahuan yang lebih khusus. Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.

•CONTOH PENALARAN DEDUKTIF

Sebuah sistem generalisasi.
Laptop adalah barang eletronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi, DVD Player adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi,
Generalisasi : semua barang elektronik membutuhkan daya listrik untuk beroperasi.

Referensi :
•http://nopi-dayat.blogspot.com/2010/03/penalaran-deduktif.html